British Propolis menurut dokter. Di komunitas British Propolis – PPQ ternyata banyak anggotanya yang terdiri dari tenaga medis seperti dokter, perawat atau bidan.

Salah satu dari mereka bernama dr. Nur Rahmah SpPD (Spesialis Penyakit Dalam), mengadakan sesi tanya jawab dengan para mitra British Propolis di WA grup.

Berikut ini beberapa pertanyaan yang masuk dari para peserta dan jawaban dari dr. Nur, selamat menyimak:

Sesi Tanya Jawab – British Propolis Menurut Dokter Nur

1. Bunda dokter, mohon dijelaskan kembali sekilas penggunaan BP untuk yang sebelum makan untuk sakit/kondisi apa saja. Dan yang setelah makan untuk sakit/kondisi apa saja?

Sampai saat ini saya belum menemukan jurnal pasti mengenai cara konsumsi propolis pada umumnya.

Tapi saya bisa simpulkan, kalau kita ingin mengoptimalkan kerja propolis maka paling baik dikonsumsi saat perut kosong, karena akan diserap tubuh lebih optimal.

Kecuali apabila menginginkan peningkatan nafsu makan, maka sebaiknya propolis dikonsumsi setelah makan.

Secara alami, propolis bekerja memperlambat pengosongan lambung, sehingga bila dikonsumsi sebelum makan, minum propolis, kemudian baru makan, akan menimbulkan efek kenyang lebih lama.

2. Apakah propolis mempengaruhi fungsi hemostasis? mengingatkan salah satu fungsi bioflavonoid juga memperlancar peredaran darah?

Propolis diketahui memiliki efek antiplatelet yaitu mencegah agregasi/penempelan platelet/trombosit.

Anti platelet mempunyai efek untuk menghambat pembentukan trombus pada sirkulasi arteri, juga mengurangi kemampuan dalam pembekuan darah.

Karenanya, pada pasien-pasien dengan gangguan perdarahan, sebaiknya propolis dipergunakan dengan hati-hati, atau pada pasien yang sudah mengkonsumsi obat-obat “pengencer darah” maka akan meningkatkan risiko terjadinya perdarahan.

Ada penelitian pada tikus yang membandingkan efek propolis dengan aspirin (obat pengencer darah), dikatakan pada dosis tertentu, propolis akan memperpanjang waktu perdarahan setara dengan aspirin (tidak ada perbedaan bermakna).
*Penelitian dilakukan di Fakultas kedokteran USU Medan.

Secara umum, propolis juga memiliki efek antikoagulan yaitu mencegah koagulasi (pembekuan darah), namun apabila dikonsumsi bersama dgn warfarin, maka akan menurunkan efektivitas warfarin.

3. Dokter Nur mau tanya, apakah pasien dengan diagnosa jantung bisa minum propolis saja tanpa obat dari dokter? Jadi mau ikhtiar pakai BP saja gitu dok. Gimana menurut dokter?

Saya sangat sering sekali dapat pertanyaan seperti ini. Maunya ga pakai obat dokter, tapi minta acc nya sama dokter?

Bahkan, mas Ippho Santosa sendiri mengajarkan, kalau ikhtiar yang maksimal, contoh ada orang mau punya anak, selain minum British Propolis (BP), ya ke dokternya tetap ikhtiar.
Kan ada kondisi-kondisi medis yang tetap harus dilakukan tindakan dan terapi, selain minum BP.

Terus misalkan kalau saya jawab iya, nanti mitra BP yang jadi overclaim.
Minum BP, nggak perlu ke dokter dll… tapi giliran keluhannya gak hilang sudah minum BP 3 botol, pusing sendiri kan?

Ada penyakit-penyakit yang memang butuh didampingi obat untuk mencapai kondisi stabil.
Sakit jantung juga kan macam-macam, dan rata-rata kriterianya sedang-berat.
Jadi pengobatan dokter dan BP berjalan simultan.

Kemampuan untuk menilai ini adanya di dokter, kalau terus diterobos saja dengan mengklaim BP bisa untuk segalanya… iya, memang Allah janjikan apa yang keluar dari perut lebah itu sebagai obat bagi manusia… tapi selanjutnya ada tambahan… bagi orang yang berpikir.

Kalau saya pribadi, menterjemahkannya, ya kita harus betul-betul mikir, upaya maksimal, andalkan ilmu, andalkan ketrampilan, bukan sekedar mendewakan propolisnya saja.

Kalau pasiennya nggak mau gimana?

Itulah fungsinya orang medis. Omongan kita kan didengar dan dipercaya pasien. Jadi kasih pengertian ke pasiennya, kondisi sakitnya saat ini seperti apa, sementara pakai obat dokter dan BP dulu, sambil belajar pantang makannya, olahraga ringannya dsb… nanti kalau sudah stabil pelan-pelan diatur lagi dosis obatnya.

Pengalaman saya pribadi, ada pasien-pasien yangg sudah jenuh minum obat, merasanya gitu-gitu aja, nyobain herbal yang aneh-aneh, bukannya baik malah tambah jelek.
Kasih pengertian, pelan-pelan kembalikan lagi obatnya & BP nya, begitu dia merasa ada perbaikan, kepatuhan pasien terhadap dokter dan obatnya jadi lebih tinggi, apalagi kalau sudah membaik, pelan-pelan dosis obatnya bisa diturunkan atau obat yangg tidak perlu lagi bisa di stop.

Kalau pasiennya tetep nggak mau?
Yang penting kita edukasi yang jelas. Jadi kalau dia sudah habis 3 botol terus mengeluh kenapa gak sembuh-sembuh… kita tinggal bilang, kan sudah saya bilang?

Alhamdulillah di Bee PPQ ini banyak sekali dokter, perawat, bidan atau tenaga kesehatan lainnya.
Ini PR bagi kita semua untuk edukasi yang betul sama pasien.
Jangan malah ikut-ikutan kayak dukun, semua di BP-in aja. Ini jihad kita. Ini syiar kita.

Iya betul, semua bisa di BP-in aja, tapi lihat-lihat juga kondisi pasiennya.
Emang kalau orangnya stop obat, terus minum BP (itupun ga teratur), dietnya gak jalan, terus kondisi nya memburuk, siapa yang mau tanggung jawab?

4. Bu dokter Nur, saya mau tanya… kira2 penyakit apa yang tidak bisa diterapi atau diatasi oleh BP?

Penyakit yang belum diizinkan Allah untuk sembuh.

5. Bu dokter mau tanya, anak saya pendarahan di telinga, apakah BP boleh ditetes didalam telinga?

Saya nggak sarankan ditetes ditelinga.

Minum saja lebih aman.
Kalau belum baik juga ke dokter aja, kalau sampai ada pendarahan, biar diperiksa penyebabnya apa.

6. Menurut dokter, apakah propolis juga baik digunakan untuk penyakit ITP?

ITP adalah salah satu penyakit autoimun.

Propolis masih kontroversi di penyakit autoimun.
ITP juga sering ada gangguan perdarahan.

Jadi harus extra hati-hati.

7. Kalo begitu dok, pasien dengan gangguan menometorargia tidak diperbolehkan konsumsi BP?

Tergantung penyebabnya.
Kalau penyebabnya imbalans hormon mungkin bisa.
Tapi kalau penyebabnya karena gangguan perdarahan, ini yang harus hati-hati.

Karenanya, sebelum kita kasih BP untuk berbagai penyakit, baiknya tahu dulu apa sakitnya… jangan mengobati gejala saja, terutama kalau nggak sembuh-sembuh.

Mintalah konsumen kita konsultasi sama dokter juga, untuk dicari tahu apa penyakitnya.
Karena beda penyakit bisa jadi beda pengobatan, bisa beda juga dosis BP nya.

Dokter di Komunitas British Propolis PPQ

Demikianlah beberapa pertanyaan dalam sesi tanya jawab di WAG PPQ, sebenarnya banyak sekali pertanyaan yang masuk, namun karena terbatasnya waktu, jadi hanya beberapa pertanyaan saja yang bisa dijawab.

Semoga dengan pertanyaan-pertanyaan diatas dapat sedikit memberikan wawasan tentang bagaimana British Propolis menurut dokter.